Pelatihan Pengolahan Buah Mangga (Mangifera indica L) Klonal 21 Menjadi Produk Abon Modifikasi pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Main Article Content
Abstract
Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengembangkan mangga alpukat atau mangga putar yang biasa disebut Mangga gadung (klonal 21) hasil persilangan antara mangga varietas gadung dengan varietas arumanis. Mangga klonal 21 banyak tumbuh di Kecamatan Rembang. Kandungan kimia buah mangga adalah air dan karbohidrat protein, lemak, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin C, mineral, tanin, zat warna. Abon mangga klonal 21 merupakan inovasi produk olahan makanan dari mangga klonal 21 yang di “gongso†menurut istilah Jawa, yang berarti dimasak hingga setengah kering. Tujuan dari pelatihan adalah untuk mengolah buah mangga klonal 21 menjadi abon pada saat panen raya, dengan memiliki cita rasa yang khas. Manfaat dari pelatihan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa abon mangga memiliki nilai ekonomis yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan dan dapat menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Pasuruan. Teknik pengolahan meliputi pengupasan buah, parut buah, rendam dengan air garam, tiriskan, kemudian di masak atau gongso. Hasil dari pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi kelompok wanita tani tentang cara mengolah mangga klonal 21 menjadi abon.
Article Details
References
Anggorowati, D. A., Setyawati, H., & Purba, A. P. (2012). Peningkatan Kandungan Protein Abon Nangka Muda. Jurnal Teknik Kimia, 7, 17-21.
Diana, T., & Swasono, M. H. (2023). Pengaruh Penambahan Dekstrin dan Kulit Buah Naga Merah terhadap Karakteristik Fisiko Kimia dan Organoleptik Serbuk Mangga Gadung Klonal 21. Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1, 1-19.
Dorta, E., Lobo, M. G., & Gonzalez, M. (2012). Reutilization of mango byâ€products:. 71, 80-88.
Ibrahim, W., & Pioh, D. (2022). Karakteristik Sifat Kimia Tanah Pada Lahan Tanaman Mangga Di Pesisir Pantai Tulap Kecamatan Kombi Minahasa. Agrotechnology , 3, 37-42.
Lisdiana, F. (1997). Membuat Aneka Abon. Yogyakarta: Kanisius.
Luqyana, L., & Husni, P. (2019). Aktivitas Farmakologi Tanaman Mangga (Mangnifera Indica L.): Review. Jurnal Farmaka, 17, 187-194
.
Mardhiah, A., & Sabariana. (2021). Pengolahan Pepaya Muda (Carica Papaya L) Menjadi Abon. Akademica Pendidikan Sains dan Humaniora, 9, 512-517.
Mirza, Aminah, S., & Sadono, D. (2017). Tingkat Kedinamisan Kelompok Wanita Tani dalam Mendukung Keberlanjutan Usaha Tanaman Obat Keluarga di Kabupaten Bogor, Jawa barat. Jurnal Penyuluhan, 13, 181-193.
Muljawan, R. E., & Sugiarti, U. (2017). Potensi Ekonomi Produk Abon dan Dendeng Nabati. Akses Pengabdian Indonesia, 1 No 2, 32-38.
Pagarra, H., Hartati, & Rachmawaty. (2022). Inovasi Olahan Pepaya (Abon Pepaya) Guna Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Pa'rappunganta Kecamatan Polombangkeng tara kabupaten Takalar. Jurnal Abdi Negeriku, 1, 57-62.
Pasuruan, P. K. (2020). Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan. Hämtat från www.pasuruankab.go.id: https://www.pasuruankab.go.id/halaman/gambaran-umum-kabupaten-pasuruan-2018
Pracaya. (2002). Bertanam Mangga. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Rohima, S. (2022). Pelatihan Pembuatan Abon Pepaya untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga. 3, 45-50.
Tasliah, Karsinah, & Prasetiyono, J. (2016). Keragaman Sebelas Klon Mangga Komersial Indonesia. Jurnal Hortikultura, Vol. 26 No. 1, 31-40.
Tjipto, L., & Syahrul. (2001). Studi Mutu dan Penerimaan Konsumen Terhadap Abon Ikan. Natur Indonesia, 178-184.